Kamis, 02 Mei 2013

Tugas 2 kesehatan Mental


Nama: Elsie sasda
Npm: 12511418
Kelas: 2 PA 05


Erich Fromm
Erich fromm terkenal dengan teori psikoanalisis humanistik. Psikoanalisis humanistik berasumsi bahwa terpisahnya manusia dengan dunia alam menghasilkan perasaan kesendirian dan isolasi, kondisi yang disebut sebagai kecemasan dasar ( basic anxiety ).

Kebutuhan Manusia
* Relatedness ( keterhubungan )
    Dorongan untuk bersatu dengan orang lain.
    Fromm menyatakan tiga cara dasar bagi manusia untuk terhubung dengan dunia.
1.     Submission ( kepasrahan )
2.     Power ( kekuasaan )
3.     Love ( cinta )
* Transcendence ( keunggulan )
    Berbeda dengan hewan, manusia tergerak oleh kebutuhan akan keunggulan yang di
    definisikan sebagai dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan kebetulan
    menuju “ alam penuh makna dan kebebasan “. Keunggulan dapat dicari melalui
    pendekatan positif dan negatif.
    Dalam anatomi sifat merusak manusia, fromm menyatakan bahwa manusia adalah
    satu-satunya spesies yang menggunkan agresi keji ( malignant aggression ), yaitu
    membunuh untuk alasan selain mempertahankan diri.
* Rootedness ( keberakaran )
    Keberakaran (  rootedness ) atau kebutuhan untuk berakar atau merasa berpulang
    kembali di dunia. Ketika manusia berevolusi sebagai spesies terpisah, mereka
    kehilangan rumah mereka di dunia alam. Di saat yang bersamaan, kapasitas pikiran
    mereka membuat mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki rumah dan tidak
    memiliki akar. Konsekuensinya adalah perasaan keterasingan dan ketidakberdayaan ini
    tak tertahankan. Rootedness dapat di cari lewat fiksasi.
* Sense of identity ( kepekaan akan identitas )
    Kepekaan akan identitas atau kemampuan untuk menyadari diri sendiri sebagai wujud 
    terpisah. Oleh karena kita telah terpisahkan dari alam, maka kita harus membentuk 
    konsep akan diri kita sendiri dan untuk mampu berkata “saya adalah saya” atau “saya
    adalah subjek dari tindakan saya”. Tanpa kepekaan akan identitas, manusia tidak dapat
    mempertahankan kewarasan mereka dan ancaman ini mendorong mereka untuk
    melakukan hampir segala hal untuk mendapatkan kepekaan akan identitas.
* Frame of orientation ( kerangka orientasi )
    Oleh karena terpisah dari dunia alam, maka manusia membutuhkan peta jalan,
    kerangka arah atau orientasi, untuk mencari jalannya dalam dunia. Tanpa peta tersebut,
    manusia akan “kebingungan dan tidak mampu melakukan tindakan dengan tujuan dan
    konsisten”.

Beban Kebebasan
Di tngkat social dan individu beban ini menciptakan kecemasan dasar ( basic anxiety ) yaitu perasaan bahwa kita sendirian di dunia.
Manusia berusaha untuk lari dari kebebasan dengan berbagai cara
* Mekanisme pelarian
    Authoritarianism
      Kecendrungan untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan
      meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya demi mendapatkan
      kekuatan yang tidak dimilikinya. Contoh: masokisme dan sadisme.
   Destructiveness
      Sifat merusak ( destructiveness ) berasal dari perasaan kesendirian, keterasingan, dan
      ketidakberdayaan. Namun berbeda dengan sadisme dan masokisme, sifat merusak
      tidak bertanggung pada hubungan berkesinambungan dengan orang lain, melainkan
      mencari jalan untuk menghilangkan orang lain.
   Comformity
      Orang yang melakukan komformitas berusaha melarikan diri dari rasa kesendirian
      dan keterasingan dengan menyerahkan individualitas mereka dan menjadi apapun
      yang orang lain inginkan.
* Kebebasan positif
   Kebebasan yang di sebut sebagai kebebasan positif dengan pengungkapan penuh dan
   spontan dari potensi rasional maupun emosional.
   Kebebasan positif merepresentasikan keberhasilan mencari solusi bagi dilema manusia
  yang menjadi bagian dari dunia alam, namun juga terpisah darinya.

Orientasi Karakter
Orientasi karakter yaitu cara relative manusia yang permanen untuk berhubungan dengan orag atau hal lain. Secara umum, manusia dapat menghubungkan dirinya dengan hal atau orang lain dengan cara nonproduktif maupun produktif.
* Orientasi non produktif
    Receptive
      Karakter reseptif merasa bahwa sumber segala hal yang baik berada di luar diri
      mereka dan satu- satunya cara untuk berhubungan dengan dunia adalah dengan
      menerima sesuatu termasuk cinta, pengetahuan, dan kepemilikan materi.
   Exploitative
      Berbeda dengan orang- orang reseptif, mereka mengambil dengan agresif apa yang
      mereka inginkan, bukannya menerima secara pasif.
   Hoarding ( menimbun objek )
      Karakter menimbun bertujuan untuk menyimpan apa yang sudah mereka dapatkan.
      Mereka memendam semuanya di dalam dan tidak mau melepaskannya sama sekali.
      Mereka menyimpan uang, pperasaan, dan pikirannya sendiri.
   Marketing ( Memasarkan atau menukar sesuatu )
      Karakter memasarkan adalah perkembangan dari perniagaan modern dimana
      perdagangan bukan lagi sesuatu yang pribadi, namun di jalankan oleh perusahaan
      besar tanpa identitas yang jelas. Orang- orang yang berkepribadian memasarkan tidak
      memiliki masa lalu maupun masa depan dan tidak memiliki prinsip atau nilai yang
      tetap.
* Orientasi produktif
   Memiliki 3 dimensi: bekerja, mencintai, dan bernalar. Orang- orang produktif bekerja
   menuju kebebasan positif dan realisasi berkesinambungan akan potensi mereka, maka
   mereka merupakan karakter yang paling sehat di antara semuanya.

Gangguan kepribadian
Individu yang mengalami gangguan tidak memiliki kemampuan dalam cinta dan gagal untuk meningkatkan kebersatuan orang lain.
- Necrophilia
  Fokus perhatiannya pada kematian dan kebencian pada manusia
- Malignant narcissism
  Keyakinan bahwa apa dimiliknya sangat berharga sedangkan apa yang dimiliki orang
  lain tidak berharga
- Incestuous symbiosis
  Ketergantungan berlebihan pada ibu. Kepribadian mereka bercampur dengan orang lain
  sehingga jati diri mereka hilang.

Contoh kasus
Seorang pria mungkin akan jatuh cinta dengan istri seseorang, bukan karena ia benar- benar menyukainya, namun karena ia ingin memeras suaminya. Menurut saya contoh di atas termasuk kepribadian eksploitatif karena menggunakan kelicikan untuk memeras orang lain.

Abraham H. Maslow
Teori yang terkenal dari maslow yaitu teori holistik dinamis. Teori ini menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang terus menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan bahwa orang mempunyai potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis, yaitu aktualisasi diri.

Pandangan maslow tentang motivasi
Dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi.
Pertama mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi, yaitu keseluruhan dari seseorang, bukan hanya satu bagian atau fungsi termotivasi. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah. Ketiga bahwa orang- orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan- keubutuhan. Asumsi lainnya adalah bahwa semua orang di manapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama. Asumsi terakhir mengenai motivasi adalah bahwa kebutuhan- kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki.
* Hierarki kebutuhan
   Konsep hierarki kebutuhan yang di ungkapkan maslow beranggapan bahwa kebutuhan-
   kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih
   dahulu sebelum kebutuhan- kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal yang
   memotivasi. Lima kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan konatif.
  
   Kebutuhan Fisiologis
   Kebutuhan yang paling mendasar dari setiap manusia adalah kebutuhan fisiologis,
   termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan
   lain sebagainya.
   Kebutuhan akan keamanan
   Ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi
   dengan kebutuhan akan keamanan, yang termasuk di dalamnya adalah keamanan fisik,
   stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan- kekuatan yang
   mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya,  
     kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan  
     juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan.
    Kebutuhan akan cinta dan keberadaan
    Setelah orang memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, mereka menjadi
    termotivasi oleh kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk
    berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan akan menjadi
    bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara.
    Cinta dan keberadaan jua mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan
    dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta.
    Kebutuahan akan penghargaan
    Setelah orang- orang memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaban, mereka bebas
    untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan, yang mencakup penghormatan diri,
    kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi.
    Kebutuhan akan aktualisasi diri
    Maslow berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika kebutuhan akan
    penghargaan telah terpenuhi. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan 
    diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.

* Kebutuhan estetika
    Kebutuhan estetika tidaklah bersifat universal. Orang- orang dengan kebutuhan
    estetika yang kuat menginginkan lingkungan yang indah dan teratur dan ketika
    kebutuhan ini tidak terpenuhi, mereka merasa sakit sama halnya seperti orang- orang
    yang tidak terpenuhi kebutuhan- kebutuhan konatifnya juga merasa sakit.
* Kebutuhan kognitif
    Sebagian besar orang mempunyai keinginan untuk mengetahui, untuk memecahkan
    misteri, untuk memahami, dan untuk menjadi penasaran. Maslow menyebut keinginan-
    keinginan ini sebagai kebutuhan kognitif.
* Kebutuhan neurotik
   Kebutuhan neurotik biasanya bersifat reaktif, yaitu kebutuhan ini berperan sebagai
   kompensasi atas kebutuhan- kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.

Aktualisasi diri
* Kriteria untuk aktualisasi diri
    Pertama, mereka bebas dari psikopatologi atau penyakit psikologis.
    Kedua, orang- orang yang mengaktualisasi diri ini telah menjalani hierarki kebutuhan.
    Ketiga, orang- orang tersebut menjunjung bilai- nilai B. Orang- orang yang
    mengaktualisasi diri dalam daftarnya merasa nyaman dengan dan bahkan menuntut
    kejujuran, keindahan, keadilan, kesederhanaan, kejenakaan, dan masing- masing dari
    nilai- nilai B lainnya yang akan kita bahas.
    Kriteria yang terakhir menggunakan seluruh bakat, kemampuann, potensi, dan, dan
    lainnya. Dengan kata lain, individu- individu yang mengaktualisasi diri dalam
    daftarnya memenuhi kebutuhan mereka untuk tumbuh, berkembang, dan semakin
    menjadi apa yang mereka bisa.
* Nilai- nilai dari orang- orang yang mengaktualisasi diri
   Orang- orang yang mengaktualisasi diri termotivasi oleh prinsip hidup yang abadi, yang
   ia sebutkan sebagai nilai- nilai B. Nilai- nilai dari orang yang mengaktualisasi diri di
   antaranya adalah kejujuran, kebaikan, keindahan, keutuhan, atau melebihi dikotomi
   atau dua hal yang bertolak belakang, perasaan hidup atau spontanitas, keunikan,
   kesempurnaan, kelengkapan, keadilan dan keteraturan, kesederhanaan, kekayaan atau
   totalitas, membutuhkan sedikit usaha, penuh kesenangan atau kejenakaan, dan
   kemandirian atau kebebasan.
* Karakteristik dari orang- orang yang mengaktualisasi diri
    - Persepsi yang lebih efisien akan kenyataan
    - Penerimaan akan diri, orang lain, dan hal- hal alamiah
    - Spontanitas, kesederhanaan, dan kealamian
    - Berpusat pada masalah
    - Kebutuhan akan privasi
    - Kemandirian
    - Penghargaan yang selalu baru
    - Pengalaman puncak
    - Gemeinschaftsgefiihl
    - Hubungan interpersonal yang kuat
   - Struktur karakter demokratis
   - Diskriminasi antara cara dan tujuan
   - Rasa jenaka/ humor yang filosofis
   - Kreativitas
   - Tidak mengikuti enkulturasi/ apa yang diharuskan oleh kultur
   - Cinta, seks, dan aktualisasi diri

Contoh kasus
Seseorang pria yang suka membuat lelucon saat bersama teman- temannya. Ia membuat lelucon bertujuan lebih dari sekedar membuat orang lain tertawa. Pria tersebut menghibur, memberi informasi, menunjukan ambiguitas, membuat orang lain tersenyum dari pada tertawa terbahak- bahak. Humor pria tersebut bersifat filosofis dan tidak menyerang orang lain.
Menurut saya pria tersebut termasuk orang- orang yang mengaktualisasi diri dengan ciri- ciri memiliki rasa jenaka/ humor yang filosofis.

Carl Rogers
Walaupun paling dikenal sebagai pencetus terapi yang berpusat pada klien, carl rogers mengembangkan teori kepribadian humanistik yang tumbuh dari pengalamannya sebagai praktisi psikoterapi.

Teori yang berpusat pada pribadi
* Asumsi dasar
   Kecendrungan formatif
      Rogers yakin bahwa terdapat kecendrungan dari setiap hal, baik organik maupun non
      organik, untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih
      kompleks. Untuk alam semesta, terjadi sebuah proses kreatif, dan bukan proses
      disintegrasi. Rogers menyebut proses ini sebagai kecendrunan formatif dan banyak
      mengambil contoh- contoh dari alam.
    Kecendrungan aktualisasi
      Asumsi yang saling berkaitan dan relevan adalah kecendrungan aktualisasi, atau
      kecendrungan setiap manusia untuk bergerak menuju keutuhan atau pemuasan dari
      potensi
* Diri dan aktualisasi diri
    Aktualisasi diri merupakan bagian dari kecendrungan aktualisasi sehinggan tidak sama
    dengan kecendrungan itu sendiri.
    Konsep diri
      Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang
      yang disadari ( walaupun tidak selalu akurat ) oleh individu tersebut. Konsep diri
      tidak identik dengan diri organismik.
    Diri ideal
      Didefinisikan sebagai pandangan seseorang atas diri sebagaimana yang
      diharapkannya.
* Kesadaran
    Tingkat kesadaran
       Rogers menemukan tiga tingkat kesadaran. Pertama, beberapa kejadian dialami di
       bawah batas kesadaran dan biasanya di abaikan atau disangkal. Kedua, rogers
        membuat sebuah hipotesis bahwa beberapa pengalaman akan disimbolisasikan
        secara akurat dan dimasukkan dengan bebas ke dalam struktur diri. Tingkatan
        kesadaran yang ketiga meliputi pengalaman yang diterima dalam bentuk yang
        terdistrosi.
     Penyangkalan atas pengalaman positif
        Kebanyakan orang menemukan kesulitan dalam menerima pujian yang tulus dan
        umpan balik positif, bahkan saat mereka petut menerimanya.

Menjadi seorang manusia
Rogers mendiskusikan proses yang di perlukan untuk menjadi seorang manusia. Pertama, seseorang harus membuat kontak positif ataupun negative dengan orang lain. Saat seseorang mengembangkan kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain, merupakan kebutuhan yang oleh rogers dirujuk sebagai penghargaan positif.
Penghargaan positif adalah persyaratan untuk mendapatkan penghargaan diri yang positif, yang di definisikan sebagai pengalaman menghargai diri sendiri. Oleh karena itu, sumber dari penghargaan diri yang positif berada dalam penghargaan positif yang kita terima dari orang lain, namun setelah hal tersebut, ia akan menjadi otonom dan bertahan dengan sendirinya.

Hambatan pada kesehatan psikologis
* Penghargaan bersyarat
    Penghargaan bersyarat yaitu mereka memersepsikan bahwa orang tua, teman sebaya,
    atau pasangan mereka mencintai dan menerima mereka hanya apabila mereka dapat
    memenuhi ekspektasi dan persetujuan dari pihak- pihak tersebut.
* Inkongruensi
    Inkongruensi antara konsep diri dan pengalaman organismik adalah sumber dari
    gangguan psikologis.
* Sikap defensif
    Sikap defensif adalah perlindungan atas konsep diri dari kecemasan dan ancaman,
    dengan penyangkalan atau distorsi dari pengalaman yang tidak konsisten dengan
    konsep diri.
* Disorganisasi
   Disorganisasi yang mempunyai asal yang sama dengan perilaku defensif normal, yaitu
   perbedaan antara pengalaman organismik manusia dengan pandanagan mereka
   terhadap diri.

Contoh kasus
Contoh pertama seorang wanita yang sopan dan santun, tiba- tiba mulai menggunakan bahasa seksual yang vulgar. Dan contoh kasus kedua ada sesorang pria yang karena konsep dirinya tidak lagi merupakan keseluruhan yang menyatu atau gestalt, mulai berprilaku dalam kebingungan, tidak konsisten, dan tidak dapat di prediksikan.
Menurut saya kedua kasus tersebut merupakan contoh dari disorganisasi karena dalam kasus tersebut perilaku masih konsisten dengan konsep diri, namun konsep dirinya telah dirusak sehingga perilaku yang terlihat cenderung aneh dan membingungkan.


Daftar Pustaka
1.    Feist, J dan Feist. G. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar