Minggu, 07 April 2013

Tugas 1 Kesehatan mental

Tugas 1 Kesehatan Mental

Nama: Elsie Sasda
NPM: 12511418
Kelas: 2 PA 05

Pendahuluan

Banyak diantara kita semua yang sering mendengar kata "sehat". Kata tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tidak banyak yang diantara kita yang mengartikan kata sehat yaitu dalam keadaan tidak sakit dan tidak stress. 
Sehat juga bukan hanya fisik atau jasmani saja tetapi sehat juga termasuk sehat mental atau rohani dalam diri manusia itu sendiri.



Pembahasan

Konsep Kesehatan Berdasarkan Dimensi  

Konsep sehat menurut Masyarakat awam mendefinisikan sehat sebagai keadaan yang enak , nyaman dan bahagia . Dan dapat melakukan pekerjaan sehari – hari dalam kondisi yang prima. Sedangkan sakit di definisikansebagai keadaan tubuh yang mengalami gangguan fisik sehingga timbul rasa dan perasaan yang tidak mengenakan , tidak nyaman dan tidak bisa melakukan pekerjaan sehari- hari .Konsep sehat sakit ini mengakar pada masyarakat luas dan berlaku bagi berbagai kalangan (pria dan wanita), dewasa dan anak-anak .

Menurut para ahli:
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Menurut White (1977) Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. Menurut Pepkin’s Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : 1. Udara 2. Air 3. Makanan dan Minuman 4. Keseimbangan Emosi 5. Olahraga Teratur 6. Istirahat Cukup
Sedangkan pengertian kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
Sedangkan pengertian kesehatan menurut Undang-undang adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Dan sekarang saya akan menjelaskan konsep kesehatan berdasarkan dimensi- dimensinya.

 1. Emosi
     Semua emosi berasal dari sistem limbik otak. Orang-orang cenderung merasa paling bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Ketika sistem limbik ‘memanas’, emosi-emosi negatif seperti rasa marah dan bersalah mendominasi emosi-emosi positif seperti kegembiraan dan kebahagiaan. Secara keseluruhan, sistem limbik memberikan sebuah lensa dimana anda dapat menginterpretasikan kejadian-kejadian. Ketika sistem itu aktif, anda melihat hal-hal dalam cahaya negatif. Namun ketika tidak aktif, anda menginterpretasikan informasi secara lebih positif
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. 
     Menurut Goleman, emosional merupakan hasil dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Sedangkan Dimensi Emosional dalam konsep kesehatan yaitu bagaimana seorang individu dapat menikmati hidup nya dengan baik dan dapat dengan baik pula dalam mengatasi masalah dalam hidupnya. Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuan dirinya dalam mengontrol dan mengekspresikan perasaan nya seperti perasaan marah, sedih maupun senang, yang dilakukan secara tidak berlebihan. Selain itu seorang individu harus memiliki kemampuan untuk mengelola stress dan mengekspresikan emosinya agar dapat diterima orang lain dan mampu mendisiplinkan diri.

 2. Intelektual 
     Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat mempengaruhi tingkat emosi seseorang, ungkapan seperti itu sepertinya memang benar adanya, karena kecerdasan seseorang bisa terlihat dari bagaimana cara dia mengontrol emosi, melihat realitas dari berbagai sudut pandang, dan kemampuan di dalam memecahkan suatu permasalahan yang melibatkan emosi.
     Konsep Kesehatan dengan dimensi intelektual yaitu, dengan berfikir divergen (mencoba untuk menemukan berbagai perbedaan dan bias dengan kreativitas yang biasanya dapat diukur dengan fluency, flexibilitas, dan originality) dan berfikir kritis, selain itu mampu membuat keputusan dengan tepat. Selain itu, dapat memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, agar dapat memecahkan maalahnya dengan baik. 
     Seseorang dapat dikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik serta mampu melihat realitas. Serta memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan. Seorang individu juga harus memiliki kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga dan pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan baru.

 3. Sosial
     Sehat secara sosial dapat dikatakan bagi mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan dengan baik dengan lingkungan sekitarnya serta mampu untuk bekerja sama. Seorang individu harus mampu menjalankan perannya di keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik. Kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesama dan dengan lingkungannya, serta dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.

 4. Fisik
     Suatu kondisi tubuh yang diharuskan dengan kondisi tubuh yang sehat, serta mempunyai kebiasaan hidup yang sehat. Dikatakan sehat bila secara fisik (fisiologis) terlihat normal, tidak cacat, tidak mudah sakit dan tidak ada kekurangan sesuatu (fisik) apapun.
     Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan

 5. Spiritual
     Dimensi spritual adalah kemampuan seseorang untuk segala hal yang berkaitan dengan Agama / kepercayaan, bagaimana dia menjalankan perintah  dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

Kesimpulan:
Konsep kesehatan memiliki 5 dimensi. Yaitu emosi, intelektual, sosial, fisik, dan spiritual.
5 dimensi tersebut memiliki keterhubungan.
Seorang individu harus memiliki kemampuan untuk mengelola stress dan mengekspresikan emosinya agar dapat diterima orang lain dan mampu mendisiplinkan diri. 
Tidak hanya emosi kesehatan intelektual juga sangat penting,  Seseorang dapat dikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik serta mampu melihat realitas. Serta memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan baru.  Dapat di terima oleh orang lain dan mampu untuk beradaptasi menandakan orang tersebut juga sehat secara sosial, karena  sehat secara sosial dapat dikatakan bagi mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan dengan baik dengan lingkungan sekitarnya serta mampu untuksehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.


Teori Perkembangan Kepribadian
 1. Erik Erikson
     Teori perkembangan kepribadian yang terkenal dari erikson adalah delapan tahap perkembangan manusia.

Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
Adalah suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan pada masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.

Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt)
Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.

Prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt)
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah. Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding ketika masih bayi. Anak -anak diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat mereka sangat cemas.

Tekun dan rendah diri (industry versus inferiority)
Berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Tidak ada masalah lain yang lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.

Identitas dan kebingungan identitas (identity versus identity confusion)
Adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja. Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua harus mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai identitas yang positif. Jika orangtua menolak identitas remaja sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan tentang jalan masa depan yang positif maka ia akan mengalami kebingungan identitas.

Keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation)
Tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa. Pada masa ini individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.

Bangkit dan berhenti (generality versus stagnation)
Tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa. Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation

Integritas dan kekecewaan (integrity versus despair)
Tahap kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir kehidupan, kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik dalam kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia menganggap selama kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung merasa bersalah dan kecewa.

2. Sigmund Freud
    Menurut teori psikoanalitik sigmund freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
ID
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.
Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan.
EGO
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai.
Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
SUPEREGO
Super ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik(idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Super ego berkembang dari ego, dan seperti ego dia tidak memiliki energi sendiri. Sama dengan ego, super ego beroperasi di tiga daerah kesadaran. Namun berbeda dengan ego, dia tidak mempunyai kontak dengan dunia luar (sama dengan id) sehingga kebutuhan kesempurnaan yang diperjuangkan tidak realistis (id tidak realistis dalam memperjuangkan kenikmatan)

Freud membagi beberapa fase perkembangan kepribadian dalam beberapa fase:

1. Fase Oral
Dimana pada fase ini dimulai dari saat dilahirkan sampai dengan 1-2 tahun. Pada fase ini bayi merasa dipuaskan dengan makan dan menyusui dan terjadi kelekatan dan hubungan yang emosional antara anak dan ibu. Pada fase ini balita merasa puas bisa makan dan menyusui, sehingga kegagalan pada fase ini beberapa mengatakan bahwa pada saat anak yang mengalami gangguan pada fase ini akan sering mengalami stres dengan gejala gangguan pada lambung seperti maag atau gastritis.

2. Fase Anal
Fase ini berkembang pada saat balita menginjak umur 15 bulan sampai dengan umur 3 tahun. Pada fase ini balita merasa puas dapat melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil. Fase ini dikenal pula sebagai periode \"toilet training\". Pada fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan dengan perilaku balita yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan waktu dan tempat, sehingga seringkali orang tua menjadi keras ke anaknya dan membuat anak tersebut menjadi gagal melewati fase ini. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan orang dengan kepribadian agresif dan kompulsif, beberapa mengatakan kelainan sado-masokis disebabkan oleh kegagalan pada fase ini.

3. Fase Phallic
Disebut juga sebagai fase erotik, fase ini berkembang pada anak umur 3 sampai 6 tahun. Yang paling menonjol adalah pada anak laki-laki dimana anak ini suka memegangi penisnya, dan ini seringkali membuat marah orangtuanya. Freud juga mengemukakan pada fase ini tentang masalah Oediphus dan Electra complex tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya dan juga ada teori tentang \"penis envy\" dan ini terjadi pada anak perempuan dimana anak perempuan ini akan dekat kepada bapaknya. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan kepribadian yang imoral dan tidak tahu aturan.

4. Fase Laten
Fase ini adalah fase yang terpanjang, berlangsung pada saat umur 6 tahun sampai usia 12 tahun atau usia pubertas. Pada saat ini seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas sekolah, teman-teman dan hobinya. Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan lingkungannya.

5. Fase Genital
Fase ini berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan umur 18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan belajar bertanggung jawab akan dirinya.
3. Allport 
Teori Kepribadian Allport
Menurut Allport Kepribadian manusia adalah asli. Individu lebih merupakan makhluk masa kini daripada makhluk masa lampau. Allport mempelajari individu-individu yang normal dan dengan demikian mengembangkan suatu teori yang hampir seluruhnya mengenai Kepribadian sehat. Allport mengemukakan teori tentang jurang antara kepibadian neurotis dan Kepribadian sehat antara masa dewasa dan masa kanak-kanak. Allport melihat pentingnya peningkatan dan bukan pengurangan tingkat tegangan adalah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan saya sendiri tentang tokoh-tokoh sejarah. Manusia yang hidup dan aktif membutuhkan kehidupan yang beraneka ragam,mereka tidak puas dengan kegiatan yang rutin. Kita semua mengenal orang-orang yang berspekulasi dan memilih kesempatan-kesempatan,yang secara aktif mencari perangsang dan tantangan dalam kehidupan mereka.
Dalam teori Allport antisipasi-antisipasi adalah penting dalam membantu
untuk menentukan siapa dan apakah kita ini,dalam membentuk identitas-diri kita. Mereka mengetahui diri mereka dan menerima keterbatasan-keterbatasan mereka dan tidak terpukul oleh keterbatasan itu. Tampak jelas bahwa kalau sehat memiliki suatu gambaran diri dan identitas diri yang kuat,merasakan suatu perasaan harga diri,dapat memberi cinta secara terbuka dan tanpa syarat,merasa aman secara emosional,dan memiliki tujuan-tujuan serta suatu perasaan akan maksud yang memberi arti dan arah kepada kehidupan. Allport dapat memberikan kebenaran-kebenaran kekal didukung oleh pengetahuan kita tentang kehidupan pria-wanita,wanita-wanita historis dan kontemporer,yang telah memperlihatkan sifat-sifat dan atribusi yang dilukiskan dengan begitu semangat.


B. Kepribadian, watak, dan temperament
a. Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system Pshycipysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap sekitar.
b. Watak
Watak adalah Character is personality evaluated, and personality is character devaluated (watak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian adalah watak tak dinilai).
c. Temperament
Temperamnet adalah kesamaan yang sangat erat dengan hubungannya dengan factor-faktor biologs atau fisologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi didalam perkembangan. Peranan utama disini lebih penting/besar daripada segi-segi kepribadian yang lain.
Bagi Alport kepribadian adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi dari individu, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatanya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati : gejala ini tergantung kepada factor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan. (Allport, 1951,p.54).

C. Sifat
a. Sifat adalah system neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.
b. Sikap menurut Allport, merupakan hal yang sangat sukar dan sulit untuk di beri definisi, karena sikap bisa di kategorikan sebagai sifat . Namun ada perbedaan diantara kedua hal tersebut, yakni :

-Sikap (attitude) itu berhubungan dengan sesuatu obyek, sedangkan sifat (trait) tidak.
-Sikap biasanya membeikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang dihadapi,   
  sedangkan sifat tidak.
c. Type
Allport membedakan antara sifat dan type :
Menurut Allport orang dapat memiliki sesuatu sifat tetapi tidak sesuatu type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individulnya.
Sifat dapat mencerminkan sifat kahs pribadi sedangkan type malah menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan perbedaan-perbedaan perbuatan yang tak begitu sama dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang bernar-benar ada.

D. Intensi
Lebih penting dari penyelidikan mengenai masa lampau ialah penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depannya. Intensi ini lebih dikenal dengan harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita, rencana-rencana seseorang.
E. Proponioum
Propium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi melalui tujuh tingkat “diri”,yaitu:diri jasmaniah,identitas diri,harga diri,perluasan diri,gambaran diri,diri sebagai rasional,dan perjuangan diri.Tujuh propium ini berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi.Suatu kegagalan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan integrasi harmonis dalam propium. Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan kepribadian sehat.
- Diri jasmaniah
Kira-kira pada usia 15 bulan,inilah tingkat pertama perkembangan propium. Bayi tidak dapat membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya.Perasaan diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita.
- Identitas diri
Allport berpendapat bahwa segi yang penting dalam identitas diri adalah nama orang.Anak mempelajari namanya,menyadari bahwa perasaan tentan “saya” atau “diri” tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yg berubah-ubah. Nama itu menjdi lambang kehidupan seseorang untuk mengenalkan dirinya terhadap orang lain. Apabila ia menjadi terkenal maka namalah yang terkenal sebelumnya.
- Harga diri
Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil atas usahanya sendiri.Anak ingin belajar membuat benda-benda,menyelidiki dan memuaskan perasaan ingin tahunya tentang lingkungan,memanipulasi dan mengubah lingkungan itu.Inti dari munculnya harga diri ialah kebutuhan anak akan otonomi.
- Perluasan diri (self extension)
Mulai usia sekitar 4 tahun,anak mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa di antaranya adalah milik anak tersebut.
- Gambaran diri
Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.Lewat pujian dan hukuman,anak belajar bahwa orang tuanya ingin agar anaknya bertingkah laku baik sesuai keinginannya.
- Diri sebagai perilaku rasional
Setelah anak mulai sekolah,diri sebagai pelaku rasional mulai timbul.Anak belajar bahwa ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang logis dan rasional.


Daftar Pustaka
http://makalahkitasemua.blogspot.com/2009/12/teori-kepribadian-allport.html
http://afand.abatasa.com/post/detail/2456/
http://blogspotsehat.blogspot.com/2012/12/konsep-sehat-dan-dimensinya.html
http://kerozzi.blogspot.com/2013/03/pengertian-emosi-dan-suasana-hati.html
http://faradinalwp.blogspot.com/2013/03/tugas-kesehatan-mental-1.html
http://indrapurnama3606.blogspot.com/2013/03/kesehatan-mental-konsep-sehat-teori.html
http://coratcorettintaemas.blogspot.com/2013/03/tugas-softskill-kesehatan-mental.html
http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/teori-kepribadian-sigmund-freud.html
http://www.medicalera.com/3/3461/teori-perkembangan-kepribadian-menurut-sigmund-freud
http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/
http://uthiewulandari.blogspot.com/2012/03/konsep-sehat-dimensi-sejarah-kesehatan.html
http://www.psikologizone.com/teori-erikson/06511804
http://ochaamenfreak.blogspot.com/2013/03/kesehatan-mental.html