Tugas 1 Kesehatan Mental
Nama: Elsie Sasda
NPM: 12511418
Kelas: 2 PA 05
Pendahuluan
Banyak diantara kita semua yang sering mendengar kata "sehat". Kata
tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tidak banyak yang
diantara kita yang mengartikan kata sehat yaitu dalam keadaan tidak
sakit dan tidak stress.
Sehat juga bukan hanya fisik atau jasmani saja tetapi sehat juga termasuk sehat mental atau rohani dalam diri manusia itu sendiri.
Pembahasan
Konsep Kesehatan Berdasarkan Dimensi
Konsep sehat menurut Masyarakat awam mendefinisikan sehat sebagai
keadaan yang enak , nyaman dan bahagia . Dan dapat melakukan pekerjaan
sehari – hari dalam kondisi yang prima. Sedangkan sakit di
definisikansebagai keadaan tubuh yang mengalami gangguan fisik sehingga
timbul rasa dan perasaan yang tidak mengenakan , tidak nyaman dan tidak
bisa melakukan pekerjaan sehari- hari .Konsep sehat sakit ini mengakar
pada masyarakat luas dan berlaku bagi berbagai kalangan (pria dan
wanita), dewasa dan anak-anak .
Menurut para ahli:
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Menurut White (1977) Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. Menurut Pepkin’s Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : 1. Udara 2. Air 3. Makanan dan Minuman 4. Keseimbangan Emosi 5. Olahraga Teratur 6. Istirahat Cukup
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Menurut White (1977) Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. Menurut Pepkin’s Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Kesehatan manusia dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : 1. Udara 2. Air 3. Makanan dan Minuman 4. Keseimbangan Emosi 5. Olahraga Teratur 6. Istirahat Cukup
Sedangkan pengertian
kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”.
Sedangkan pengertian
kesehatan menurut Undang-undang adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Dan sekarang saya akan menjelaskan konsep kesehatan berdasarkan dimensi- dimensinya.
1. Emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak. Orang-orang cenderung
merasa paling bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak
aktif. Ketika sistem limbik ‘memanas’, emosi-emosi negatif seperti rasa
marah dan bersalah mendominasi emosi-emosi positif seperti kegembiraan
dan kebahagiaan. Secara keseluruhan, sistem limbik memberikan sebuah
lensa dimana anda dapat menginterpretasikan kejadian-kejadian. Ketika
sistem itu aktif, anda melihat hal-hal dalam cahaya negatif. Namun
ketika tidak aktif, anda menginterpretasikan informasi secara lebih
positif
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
Menurut Goleman, emosional merupakan
hasil dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Sedangkan Dimensi
Emosional dalam konsep kesehatan yaitu bagaimana seorang individu dapat
menikmati hidup nya dengan baik dan dapat dengan baik pula dalam mengatasi
masalah dalam hidupnya. Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari
kestabilan dan kemampuan dirinya dalam mengontrol dan mengekspresikan perasaan
nya seperti perasaan marah, sedih maupun senang, yang dilakukan secara tidak
berlebihan. Selain itu seorang individu harus memiliki kemampuan untuk mengelola
stress dan mengekspresikan emosinya agar dapat diterima orang lain dan mampu
mendisiplinkan diri.
2. Intelektual
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat
mempengaruhi tingkat emosi seseorang, ungkapan seperti itu sepertinya
memang benar adanya, karena kecerdasan seseorang bisa terlihat dari
bagaimana cara dia mengontrol emosi, melihat realitas dari berbagai
sudut pandang, dan kemampuan di dalam memecahkan suatu permasalahan yang
melibatkan emosi.
Konsep Kesehatan dengan dimensi
intelektual yaitu, dengan berfikir divergen (mencoba untuk
menemukan berbagai perbedaan dan bias dengan kreativitas yang biasanya dapat
diukur dengan fluency, flexibilitas, dan originality) dan
berfikir kritis, selain itu mampu membuat keputusan dengan tepat. Selain itu,
dapat memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, agar dapat memecahkan
maalahnya dengan baik.
Seseorang dapat dikatakan sehat secara
intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik
serta mampu melihat realitas. Serta memiliki nalar yang baik dalam memecahkan
masalah atau mengambil keputusan. Seorang individu juga harus memiliki
kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal,
keluarga dan pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk
secara terus menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru.
3. Sosial
Sehat secara sosial dapat dikatakan bagi
mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan dengan baik dengan lingkungan
sekitarnya serta mampu untuk bekerja sama. Seorang individu harus mampu
menjalankan perannya di keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Seseorang
dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi
dengan baik. Kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesama dan dengan
lingkungannya, serta dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan
dapat menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang
berbeda.
4. Fisik
Suatu kondisi tubuh yang diharuskan
dengan kondisi tubuh yang sehat, serta mempunyai kebiasaan hidup yang sehat.
Dikatakan sehat bila secara fisik (fisiologis) terlihat normal, tidak cacat,
tidak mudah sakit dan tidak ada kekurangan sesuatu (fisik) apapun.
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak
sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan
5. Spiritual
Dimensi spritual adalah kemampuan seseorang untuk segala hal yang
berkaitan dengan Agama / kepercayaan, bagaimana dia menjalankan perintah
dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang
menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Kesimpulan:
Konsep kesehatan memiliki 5 dimensi. Yaitu emosi, intelektual, sosial, fisik, dan spiritual.
5 dimensi tersebut memiliki keterhubungan.
Seorang individu harus memiliki kemampuan untuk mengelola
stress dan mengekspresikan emosinya agar dapat diterima orang lain dan mampu
mendisiplinkan diri.
Tidak hanya emosi kesehatan intelektual juga sangat penting, Seseorang dapat dikatakan sehat secara
intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik
serta mampu melihat realitas. Serta memiliki nalar yang baik dalam memecahkan
masalah atau mengambil keputusan.
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk
secara terus menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru. Dapat di terima oleh orang lain dan mampu untuk beradaptasi menandakan orang tersebut juga sehat secara sosial, karena sehat secara sosial dapat dikatakan bagi
mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan dengan baik dengan lingkungan
sekitarnya serta mampu untuksehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang
menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Teori Perkembangan Kepribadian
1. Erik Erikson
Teori perkembangan kepribadian yang terkenal dari erikson adalah delapan tahap perkembangan manusia.
Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
Adalah suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama
kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan
sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan
pada masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat
tinggal yang baik dan menyenangkan.
Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt)
Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru
mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada
pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas
kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan
otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung
mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.
Prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt)
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah.
Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding
ketika masih bayi. Anak -anak
diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa tanggung
jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan mereka.
Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan
bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat
mereka sangat cemas.
Tekun dan rendah diri (industry versus inferiority)
Berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Tidak ada masalah lain
yang lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang
penuh imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka
mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak
kompeten dan tidak produktif.
Identitas dan kebingungan identitas (identity versus identity confusion)
Adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa remaja.
Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka, bagaimana
mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu
dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif
terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua harus
mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika
anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan
mencapai identitas yang positif. Jika orangtua menolak identitas remaja
sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan
tentang jalan masa depan yang positif maka ia akan mengalami
kebingungan identitas.
Keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation)
Tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa. Pada masa ini
individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan
orang lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi
akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak,
isolasi akan terjadi.
Bangkit dan berhenti (generality versus stagnation)
Tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa.
Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum
melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation
Integritas dan kekecewaan (integrity versus despair)
Tahap kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir
kehidupan, kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah
kita lakukan selama hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik
dalam kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia
menganggap selama kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung
merasa bersalah dan kecewa.
2. Sigmund Freud
Menurut teori psikoanalitik sigmund freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
ID
Id adalah satu-satunya komponen
kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar
dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id
adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.
Id didorong oleh prinsip kesenangan,
yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan
kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah
kecemasan negara atau ketegangan.